Perbedaan antara aki konvensional dan aki AGM

Apa Yang Membedakan Aki Konvensional dan Aki AGM?

Hai kawan rajaaki.com! Pernahkah kamu mendengar tentang istilah aki AGM? Jika belum, kamu berada di tempat yang tepat! Pada kesempatan kali ini, gejil akan membahas perbedaan antara aki konvensional dan aki AGM. Baik aki konvensional maupun aki AGM memiliki peran penting dalam menjaga kelistrikan kendaraan, namun keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk lebih memahami perbedaannya, mari kita simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Aki Konvensional

Sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang aki AGM, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai aki konvensional. Aki konvensional atau biasa disebut juga dengan aki basah, merupakan jenis aki yang paling umum dan banyak digunakan dalam kendaraan. Aki konvensional menggunakan elektrolit cair sebagai media penghantaran arus listriknya.

Karakteristik utama aki konvensional adalah kebutuhan untuk dilakukan pengecekan dan pengisian air aki secara rutin. Karena elektrolitnya berbentuk cair, maka tingkat cairan dalam aki tersebut perlu dijaga agar tidak terlalu rendah. Jika air aki terlalu sedikit, aki konvensional dapat mengalami kerusakan atau bahkan bisa mati.

Kawan rajaaki.com, kamu mungkin pernah mengalami suatu kejadian di mana aki konvensional kendaraanmu mati karena air aki yang habis. Jika sudah terjadi demikian, kamu perlu menambahkan air aki untuk menghidupkannya kembali. Selain itu, aki konvensional juga cukup rentan terhadap getaran dan kebocoran.

Aki AGM

Yang membedakan aki AGM dengan aki konvensional adalah pada media elektrolit yang digunakan. AGM sendiri adalah kepanjangan dari Absorbent Glass Mat. Seperti namanya, pada aki AGM, elektrolitnya diserap oleh mat yang terbuat dari serat kaca di dalamnya.

Aki AGM memiliki beberapa keunggulan dibandingkan aki konvensional. Salah satunya adalah tidak memerlukan pengisian air secara rutin. Karena elektrolitnya terjebak di dalam mat serat kaca, maka aki AGM tidak rentan kehilangan cairan dan tidak perlu dilakukan pengecekan dan pengisian air secara berkala.

Lebih dari itu, aki AGM juga memiliki keunggulan dalam hal performa. Aki jenis ini mampu memberikan daya start yang lebih tinggi dibandingkan dengan aki konvensional. Daya start yang tinggi ini berguna untuk menghidupkan mesin kendaraan dengan mudah, terutama pada kondisi cuaca yang dingin atau kendaraan yang sering dinyalakan dan dimatikan secara berulang-ulang. Aki AGM juga lebih tahan terhadap getaran dan kebocoran, sehingga lebih cocok untuk kendaraan dengan aktivitas berat.

Perbandingan Singkat

Aki Konvensional Aki AGM
Menggunakan elektrolit cair Elektrolit diserap oleh mat serat kaca
Memerlukan pengisian air secara rutin Tidak memerlukan pengisian air secara rutin
Rentan terhadap getaran dan kebocoran Lebih tahan terhadap getaran dan kebocoran
Daya start lebih rendah Daya start lebih tinggi

Kesimpulan

Sebagai kawan rajaaki.com, sudahkah kamu memahami perbedaan antara aki konvensional dan aki AGM? Dalam beberapa hal, aki AGM memiliki keunggulan dibandingkan dengan aki konvensional. Aki AGM tidak memerlukan pengisian air secara rutin sehingga lebih praktis, memiliki daya start yang lebih tinggi, dan lebih tahan terhadap getaran dan kebocoran.

Namun, perlu diingat bahwa aki konvensional juga masih banyak digunakan dan cocok untuk kendaraan dengan kebutuhan listrik yang standar. Pemilihan antara aki konvensional dan aki AGM bergantung pada kebutuhan kendaraan dan preferensi pengguna.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan antara aki konvensional dan aki AGM, kawan rajaaki.com. Semoga penjelasan ini dapat membantu kamu dalam memahami kedua jenis aki tersebut. Tetaplah perawatan dan menjaga aki kendaraanmu agar dapat memberikan performa yang maksimal! Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi rajaaki.com. Selamat berkendara dan sampai jumpa!